Total Tayangan Halaman

Oktober 24, 2013

Reksa Dana untuk Tujuan Keuangan


DALAM Financial Expo yang digelar awal Oktober di JHCC, Jakarta, banyak informasi menarik mengenai perencanaan keuangan. Para pengelola produk investasi, tidak lagi hanya menawarkan produk investasi, melainkan memberikan solusi keuangan kepada para nasabah. Solusi keuangan disebut juga perencana keuangan.

Sebelum membeli produk investasi, setiap calon pembeli atau calon nasabah harus lebih dahulu memahami tujuan keuangan. Tujuan keuangan meliputi pendidikan anak, membeli rumah, pensiun, atau berbagai kebutuhan lain di masa depan.

Reksa dana bisa dijadikan sarana untuk setiap orang mencapai tujuan keuangan seperti yang tadi disebutkan di atas. Ada empat jenis reksa dana konvensional yang bisa dipilih untuk menyesuaikan dengan karakter investasi pemodal yaitu reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap dan reka dana pasar uang.

Selain itu, ada pula reksa dana non konvensional seperti reksa dana terproteksi. Jenis-jenis reksa dana ini bisa dipilih sebagai diversifikasi yang porsinya disesuaikan kembali dengan profil risiko investor. Ada tiga strategi investasi yang dapat dipergunakan yaitu strategi buy and hold,portfolio rebalancing dan cost averaging.

Strategi buy and hold adalah metode investasi yang dilakukan investor yang membeli produk investasi, kemudian mendiamkan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa terlalu mempedulikan kenaikan atau penurunan harga di pasar. Investor yang memilih strategi ini berasumsi bahwa investasi dalam jangka panjang akan menguntungkan.

Dengan melakukan buy and hold dalam jangka waktu panjang, ada dua kemungkinan yang akan dihadapi oleh investor. Pertama, setelah jangka panjang ternyata hasilnya masih rugi, alias nilai investasi di bawah nilai investasi awal. Kedua, nilai investasi di atas nilai investasi awal, tapi jumlahnya tidak seperti yang diharapkan akibatnya tujuan keuangan tidak tercapai.

Dalam sebuah riset tentang potensi investasi jangka panjang yang dilakukan oleh konsultan independen riset investasi di pasar modal, PT Infovesta Utama, probabilitas investor untuk mengalami kerugian di bursa saham dengan jangka waktu 15 tahun adalah nol persen. Sementara bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi antara 3-10 tahun memiliki probabilitas kerugian antara 4,34 persen- 24,41 persen.

Strategi portfolio rebalancing, adalah strategi penyesuaian portofolio investasi dengan kondisi pasar modal. Misalnya, ketika menyusun portofolio investasi, komposisi reksa dana saham misalnya 50 persen dan reksa dana pendapatan tetap 50 persen, maka ketika pasar saham anjlok, dan nilai investasi pada reksa dana saham menjadi berkurang, maka, investor harus menjual sebagian obligasi untuk dibelikan reksa dana saham, agar komposisinya kembali menjadi 50 persen-50 persen.

Begitupun sebaliknya, jika nilai portofolio obligasi yang berkurang akibat penurunan harga obligasi, maka investor harus menjual sebagian saham, dan membeli obligasi agar komposisinya tetap 50 persen-50 persen. Apabila harga saham atau obligasi naik, investor yang memilih strategi ini bisa merealisasikan keuntungan agar komposisi kembali sama.

Sementara strategi cost averaging adalah membeli reksa dana dengan cara bertahap. Dengan cara ini, investor tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kenaikan dan penurunan kondisi pasar, karena akan selalu memiliki kesempatan dalam setiap siklus investasi. Strategi cost averaging ini dinilai paling ideal untuk investasi jangka panjang, sesuai dengan tujuan keuangan. (TIM BEI)
(//wdi)

Analisa :

Reksa dana dapat membantu calon nasabah dalam investasi. Tidak hanya itu, reksa dana membantu untuk mencapai tujuan keuangan para nasabahnya. Nasabah pun harus cerdik memilih tempat investasinya agar mendapatkan keuntungan. Reksa dana disini menjadi penolong untuk membantu nasabahnya.

Sumber :

http://economy.okezone.com/read/2013/10/14/226/881227/reksa-dana-untuk-tujuan-keuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar